Kamis, September 24, 2020

 Hari / Tanggal            : Kamis / 24 September 2020
 Materi

PROSES PEMBENTUKAN LAUT DAN PULAU-PULAU



1.    Proses Terbentuknya Laut
            Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi  dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.
            Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
            Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
            Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini. Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.
Ø Proses pembentukan lautan berdasarkan teori laplace ( kabut)
            Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi ang mana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar keluar dan saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, slah satunya planet bumi, karena pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid, sehingga terjadi tabrakan. dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya terbentuklah kawah kawah, dari kawah itulah mul;ai terbentuk lautan, di mana pada awalnya, karena bumi di selimuti oleh kabut sehingga bumi mengalami pembekuan, setelah tak lama kemudian debu yang menyelimuti bumi menghilang dan sinar matahri dapat tembus, mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air yang ada, dan mulai turun hujan, hujan yang berlalu sangat lama ini mengakibatkan kawah yang terbentuk tadi terisi oleh air.
            Pada awalnya, laut bersifat sangat asam (dengan suhu sekitar 100 °c) hal ini disebabkan oleh keadaan bumi yang sangat panas dan keadaan atmosfer bumi yang dipenuhi oleh karbondioksida. Pada saat itu juga, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi disertai fenomena pasang surut air laut yang begitu cepat terjadi karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
            Kemudian, secara perlahan-lahan jumlah karbondioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, hal inilah yang menyebabkan air laut kini semakin asin.
            Dengan adanya air laut yang disebabkan oleh fenomena alam pada 4,4 milyar tahun lalu (seperti sudah dijelaskan di atas) bumi kemudian mengalami perubahan bentuk daratan.
Contoh kasus: “Terpisahnya Benua Amerika dari Eropa dan Afrika”.
            Hal ini juga terjadi dibeberapa rekam kejadian alam sebelumnya yang mencatat bahwa sebelumnya daratan di bumi saling menyatu. Animasi menjelaskan perubahan bentuk daratan di bumi hingga saat ini. Pergeseran bentuk bumi (menurut para ahli geologi) juga disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan keretakan pada daratan dibumi.
Animasi menunjukkan proses terpisahnya daratan, dimana batuan cair panas (magma) keluar dari dalam perut bumi dan mendorong permukaan agar terpisah pada arah yang berlawanan dari titik sumber retakan.
Ø Proses pembentukan lautan berdasarkan Teori Apungan Benua
            Saat perkembangan pembuatan peta dunia pada awal tahun 1900-an, seorang ahli meteorologi dari Jerman, Alfred Wegener mengemukakan sebuah hipotesis tentang Apungan Benua (Hypothesis of Continental Drift). Dia mengemukakan bahwa dulunya ada sebuah super-kontinen, disebut Pangaea, yang pecah jutaan tahun yang lalu, kemudian benua-benua pecahannya perlahan bergerak menuju posisinya saat ini dan masih terus bergerak perlahan.
Bukti pertama yang diajukan oleh Wegener adalah adanya kesamaan garis pantai antara Benua Amerika Selatan dengan Benua Afrika. Apabila kedua benua tersebut disatukan, maka garis pantainya akan serasi satu sama lain. Kemudian ia juga mengajukan bukti dokumentasi fosil Mesosaurus yang sejenis dan hanya ditemukan di kedua sisi benua tersebut. Diyakini bahwa Mesosaurus ini ketika hidupnya tidak akan dapat melintasi samudera yang luas di antara kedua benua ini.
            Sisa-sisa organisme yang ditemukan tampaknya menjadi bukti menyatunya dua benua ini selama Masa Paleozoikum dan Awal Mesozoikum. Lihat gambar di bawah ini.
            Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudera. Gambar di bawah menunjukkan jajaran pegunungan pada kedua sisi Samudera Atlantik. Pegunungan Appalachia yang terpotong oleh pantai Newfoundland serupa dengan jajaran pegunungan di Kepulauan Inggris dan Scandinavia dalam hal struktur dan juga umurnya.
            Bukti terakhir yang diajukan oleh Wegener, untuk mendukung hipotesisnya, adalah iklim masa lampau (ancient climates). Ketika benua-benua disusun menjadi satu untuk membentuk Pangaea, sisa dari material glasial menyatu membentuk pola seperti hamparan es yang menutupi kutub bumi kita hari ini. Lihat gambar di bawah ini.
Ø    Proses pembentukan lautan berdasarkan Teori Pergeseran Benua
            Hipotesis Pergeseran Benua (bahasa Inggris: continental drift) merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya yang dituangkan dalam buku berjudul The Origin of Continent and Oceans (1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat.
            Hipotesis utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebut Pangaea (artinya “semua daratan”) yang dikelilingi oleh Panthalassa (“semua lautan”). Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.
            Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha Wegener sia-sia karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal.

2.    Proses Pembentukan Pulau-Pulau
Bumi merupakan benda2 angkasa yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan.Bumi merupakan planet ketiga dari Galaksi Bima Sakti dengan demikian kita memeahami bumi hanya merupakan bagian kecil dari jagad raya ini. Bumi terdiri dari 30% daratan dan 70% lautan.
·      Teori Kontraksi Terbentuknya Permukaan Bumi.
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnyamengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan tempat yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya berbeda bentuk. Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elie Baumant. Ia menganalogikan Bumi dengan buah apel, yang apabila dalamnya kering maka kulit apel akan mengerut. Pendapat ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi masih terdapat unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan
·      Teori Laurasia-Gondwana tentang Terbentuknya Permukaan Bumi
            Muka Bumi selalu mengalmai perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan adanya pergerakan/pergeseran daratan(benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua besar (supercontinent) yang oleh Eduard Suess diberi nama Laurasia (dibagian utara) dan Gondwana Land (dibagan selatan). Adapun lautan besarnya bernama ekuator. Rotasi Bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat
·      Teory Continental Driff (Pengapungan Benua)
Alfred Lothar Wegener, lahir di Berlin pada tanggal 1 November 1880 dan meninggal di Greenland pada tanggal 2 November 1930 adalah seorang ilmuwan, Geologist dan metereologist yang berasal dari Jerman. Beliau merupakan pencetus ide teori Pengapungan Benua yang diajukan pada tahun 1915 yang menjelaskan bahwa benua-benua di muka bumi ini bergerak secara perlahan dipermukaan Bumi. Akan tetapi dia tidak dapat menjelaskan mengenai mekanisme pergerakannya pada saat itu dan sedikitnya bukti-bukti pendukung sehingga teori ini kurang mendapat tanggapan sampai sekitar tahun 1950 dimana ditemukannya beberapa bukti-bukti yang dapat menjelaskan teori Pengapungan Benua (Continental Drift).
Afred Wegener seorang ahli geofisika dan klimatologi Jerman pada tahun 1915 mengemukakan Teori Pergeseran Benua. Menurut Wegener pada mulanya benua hanya ada satu saja, karena adanya tendaga endogen(tenaga yang berasal dari dalam Bumi)benua2 itu saling bergerak,ada yang menjauh dan ada pula yang mendekat .Ia menyatakan bahwa 200 juta tahun yang lampau Bumi hanya terdiri dari satu benua raksasa yang terletak di Kutub Selatan,benua ini disebut benua Pangaea, seperti gambar dibawah ini


Teori Pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5 buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.
Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener, seorang Ilmuwan Jerman. Pada Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang. Jadi benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).
Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India, Australia dan Antartika. Benua yang kita diami sekarang ini bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita yang berdiri diatasnya), pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya.
200 juta tahun yang lampau Benua Pangaea pecah  menjadi 2 benua yang disebut Laurasia di belahan Bumi Utara dan Gondwanaland di belahan Bumi Selatan. 135 juta tahun yang lampau Australia dan Antartika terpisah, Amerika Selatan berpisah dari Afrika. 65 juta tahun yang lampau Afrika dan India bergerak kearah utara, sedangkan Amerika Selatan mendekati Amerika Utara, seperti gambar dibawah ini:
·      Teori Lempeng Tektonik (Geografi)
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
·      Bukti-bukti adanya pergeseran Benua:
1.      Persamaan garis pantai timur Amerika Selatan dengan pantai barat Afrika,demikian pula pada fosil flora faunannya.
2.      Greenland menjauhi Eropa kurang lebih 36 cm per tahun.
3.      Jenis tanah Amerika Utara,Afrika,India,Australia dan Antartika menunjukan persamaan sifat.
4.      Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh benua Afrika.

DAFTAR PUSTAKA

wikiasia.blogspot.com/.../bagaimana-laut-terbentuk.html
perikananunaya.wordpress.com/2012/03/.../proses-pembentukan-laut.html
beritailmuku.blogspot.com/2012/12/proses-terbentuknya-laut.html
widyakla.blogspot.com/.../pembentukan-lautan-dan-lapisan-bumi.html
putraarticles.blogspot.com/2012/03/proses-pembentukan-lautan.html
herydictus.wordpress.com/2013/01/21/teori-pembentukan-bumi.html


SEKIAN DAN TERIMAKASIH...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar